PENINGKATAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING, METODE DISKUSI DAN TANYA JAWAB
Dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa, tidak jarang peserta didik merasa kesulitan untuk memahami kosa kata maupun arti kata. Untuk itu, salah satu metode pembelajaran yang diharapkan bisa menjadi solusi bagi peserta didik adalah dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Di antaranya menggunakan kamus online, office 365, atau jamboard.
Selain itu, penggunaan aplikasi pembelajaran Bahasa Jawa juga sangat dianjurkan. Aplikasi tersebut dapat membantu peserta didik untuk belajar kapan saja dan di mana saja tanpa harus terikat waktu dan tempat tertentu.
Dengan teknologi yang semakin canggih saat ini, pengembangan aplikasi pembelajaran Bahasa Jawa yang lebih interaktif dan menarik bagi peserta didik juga menjadi sebuah peluang yang sangat besar. Diharapkan dengan pemanfaatan teknologi ini, proses pembelajaran Bahasa Jawa dapat menjadi lebih efektif dan menyenangkan bagi peserta didik.
Inovasi tadi juga berkaitan dengan Technological Pedagogical And Content Knowledge (TPACK), yang merupakan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran dengan mengintegrasikan strategi pembelajaran dan teknologi. Sebagai alternatif yang dapat dijadikan acuan bagi praktisi pendidikan untuk mengembangkan model baru pembelajaran.
Dari pengamatan di dalam kelas, peserta didik juga terlihat lebih antusias ketika kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dibandingkan dengan cara konvensional. Namun untuk mengetahui keberhasilan atau pemahaman peserta didik, masih belum bisa terkontrol secara keseluruhan.
Hal ini karena minimnya jam pelajaran atau waktu tatap muka antara guru dan peserta didik. Dalam satu minggu, hanya terjadwal 2 jam pelajaran. Selain itu, ruang bagi peserta didik untuk mengekspresikan atau mempraktikkan kemampuannya berbahasa Jawa juga terbatas. Seperti halnya perlombaan pidato Bahasa Jawa yang saat ini sudah jarang dilombakan.
Pembelajaran pidato atau sesorah Bahasa Jawa ada di kelas XI. Salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran yaitu materi nyimak sesorah. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara berkelompok yang dibagi oleh guru sesuai jenis pidato/sesorah. Selanjutnya setiap kelompok diberikan LKPD untuk didiskusikan. Setiap kelompok mengamati penjelasan guru mengenai jenis pidato. Materi bahan ajar dapat peserta didik scan di LKPD. Peserta didik berdiskusi untuk menemukan dan mengartikan kata sulit. Setelah itu, kelompok berdiskusi mengkategorikan jenis pidato/sesorah yang disajikan oleh guru. Kemudian peserta didik membuat satu paragraf isi pidato/sesorah tersebut. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan evaluasi.
Mengingat pentingnya pemahaman dalam menyimak sesorah, diperlukan upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak bagi peserta didik Sekolah Menengah Atas. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran menyenangkan dan sesuai dengan strategi yang dipilih. Dalam hal ini, model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Menurut Graff (2003) Problem Based Learning adalah kurikulum menjadi pembelajar sepajang hayat yang telah belajar untuk bertanggung jawab atas proses belajaranya sendiri, dalam implimentasinya model ini menuntut peserta didik untuk lebih aktif berfikir, berkomunikasi, mencapai dan mengolah data serta data mengambil kesimpulan.
Model PBL ini akan sangat cocok diintegrasikan dengan metode diskusi. Sintak atau langkah-langkah pembelajaran membuat satu paragraf isi sesorah dengan menggunakan bahasa sendiri dengan model PBL serta metode diskusi dapat dijabarkan sebagai berikut. Langkah Awal yaitu orientasi pada peserta didik. Dalam sintak ini peserta didik mengerjakan tes diagnostik melalui officeform 365 kemudian disajikan sebuah materi mengenai sesorah menurut jenisnya. Sintak selanjutnya adalah mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Pada langkah ini peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok. Dilanjutkan untuk duduk secara berkelompok.
Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja untuk mencermati teks sesorah. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan lembar kerja ataupun kata-kata sulit yang ditemukan dalam teks sesorah. Kemudian guru membimbing penyelidikan peserta didik dalam menentukan jenis sesorah yang ada. Peserta didik berdiskusi untuk membuat satu paragraf mengenai isi sesorah menggunakan bahasa sendiri.
Sintak selanjutnya adalah mengembangkan dan menyajikan hasil. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru dan peserta didik melakukan pembahasan terkait hasil diskusi yang dilakukan setiap kelompok. Kelompok lain memberikan tanggapan dari hasil presentasi kelompok. Bagi peserta didik teraktif dan terkreatif akan mendapatkan reward dari guru. Oleh karena itu, peserta didik harus berperan aktif selama proses kegiatan pembelajaran. Ini merupakan langkah akhir dalam sintak PBL yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Dalam kegiatan pembelajaran di bagian penutup, guru dan peserta didik membuat refleksi pembelajaran dengan menuliskannya di jamboard serta menarik kesimpulan dari kegiatan belajar yang dilakukan. Peserta didik melakukan asesmen sumatif dengan mengerjakan soal pilihan ganda melalui officeform 365. Selanjutnya guru memberikan tindak lanjut kepada peserta didik untuk membaca kembali pembelajaran yang telah didapatkan serta menyampaikan kegiatan pembelajaran di pertemuan selanjutnya. Pembelajaran menyimak sesorah dengan menerapkan model PBL, metode diskusi, telah diilaksanakan pada peserta didik kelas SMA Negeri 2 Kebumen Tahun Ajaran 2023/2024. Penerapan model, metode, serta media ini mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, menyenangkan, kolaboratif, meningkatkan daya nalar kritis dan berfikir kreatif serta melatih peserta didik untuk memecahkan masalah.
Arum Kunthi Lestari, S.Pd.
Guru SMA Negeri 2 Kebumen
Komentar:
* sara, asusila, kata - kata kasar, flaming, prostitusi, perjudian, narkoba